Siapa yang tidak mau hidup lebih lama? tentu bukan ini saja alasannya untuk segera ganti gula dengan madu sebagai pemanis yang lebih sehat dan organik.
Terutama untuk yang berusia lebih dari 30 tahun, sudah saatnya mengganti gula dengan madu untuk mencegah banyak penyakit yang disebabkan gula sebagai pemanis sehari-hari.
Ganti Gula dengan Madu Karena Kesehatan Itu Mahal
Kesehatan telah menjadi “barang mewah” akhir-akhir ini. Penyakit flu yang sebelumnya hanya perlu istirahat, sekarang harus dirawat intensif, penyakit batuk anak-anak yang sebelumnya cukup diberi obat sekarang bahkan sampai kehilangan nyawa. Dengan demikian, kita semua akan setuju bahwa kesehatan telah menjadi barang mewah.
5 Alasan Mengapa Kita Harus Beralih dari Menggunakan Gula ke Madu Sebagai Pemanis
- Kesehatan: Madu memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik daripada gula, termasuk antioksidan dan vitamin. Sementara gula hanya memberikan kalori tanpa nutrisi yang berguna.
- GI (Ideks Glikemik) lebih rendah: Madu memiliki indeks glikemik lebih rendah daripada gula, sehingga lebih baik bagi keseimbangan gula darah dan mengurangi risiko diabetes.
- Lebih alami: Madu adalah produk alami dari lebah dan memiliki rasa yang lebih alami dan unik daripada gula.
- Meningkatkan imunitas: Madu memiliki sifat antimikroba yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
- Rasa lebih enak. Madu murni seperti dari lebah melifera dan dorsata dari hutan Sumatera memiliki cita rasa manis yang berkualitas istimewa, bahkan cukup campurkan madu dengan air mineral, rasanya sudah sekelas minuman di hotel bintang lima, ini kami tidak mengada-ngada, namun Anda harus mencoba madu murni dari hutan Sumatera.
Gula adalah zat adiktif yang menguras nutrisi tubuh, menyebabkan kelebihan lemak tubuh dan dapat menyebabkan penyakit degeneratif. Madu adalah alternatif lezat yang memiliki banyak manfaat kesehatan dan tanpa efek samping.
Apa Beda Kandungan Madu dengan Gula?
Sebagai masyarakat, kita menjadi semakin sadar akan bahaya dari pola makan kita. Ketika kita mulai memahami peran gula dalam masalah berat badan, diabetes, dan bahkan obesitas, banyak orang yang mencari alternatif alami untuk menggantikan gula. Madu adalah salah satu alternatif tersebut. Madu telah digunakan sebagai pemanis alternatif sejak zaman kuno.
- Madu dan gula memiliki perbedaan dalam hal kandungan dan sifat-sifat nutrisi. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara kandungan madu dan gula:
- Komposisi gula: Gula terdiri dari gula sederhana seperti fruktosa dan sukrosa, sementara madu terdiri dari kombinasi fruktosa, sukrosa, dan glukosa.
- Kalori: Madu dan gula memiliki kalori yang sama, namun madu memiliki kandungan nutrisi lain seperti vitamin dan mineral yang tidak ditemukan pada gula.
- Indeks glikemik: Madu memiliki indeks glikemik yang lebih rendah daripada gula, yang berarti bahwa madu mempengaruhi kadar gula dalam darah secara lebih lambat dan terkendali.
- Sifat antibakteri: Madu memiliki sifat antibakteri dan antijamur, yang membantu melindungi tubuh dari infeksi. Sementara gula tidak memiliki sifat ini.
Proses pemurnian gula dari produk alami melibatkan beberapa langkah yang menghilangkan sebagian besar vitamin dan mineral dari bahan aslinya sebelum mengubahnya menjadi kristal yang siap dijual di toko-toko. Hasilnya adalah zat yang tidak memiliki nilai gizi selain rasanya.
Risiko Bertahan Mengonsumsi Gula atau Enggan Ganti dengan Madu Asli
Salah satu kekhawatiran terbesar adalah bagaimana gula mempengaruhi kesehatan individu yang mengonsumsinya. Gula telah dikaitkan dengan penyakit seperti diabetes, obesitas, dan bahkan kanker. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa gula dapat menyebabkan penyakit jantung.
Terlalu banyak mengonsumsi gula dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti:
- Kelebihan berat badan: Gula mengandung kalori tambahan yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan jika dikonsumsi secara berlebihan.
- Karies gigi: Gula dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan mempercepat pembentukan plak dan karies.
- Gula darah tinggi: Terlalu banyak mengonsumsi gula dapat meningkatkan kadar gula dalam darah dan memperburuk kondisi bagi mereka yang menderita diabetes.
- Gangguan mental: Gula dapat mempengaruhi mood dan memperburuk kondisi seperti depresi dan ansietas.
- Inflamasi: Terlalu banyak mengonsumsi gula dapat meningkatkan inflamasi dalam tubuh, yang dapat memperburuk kondisi kesehatan dan mempercepat penuaan.
- Oleh karena itu, sangat penting untuk mengatur asupan gula dan mencari alternatif pemanis yang lebih sehat, seperti madu, xylitol, atau stevia.
Alasan mengapa gula banyak digunakan dalam masyarakat kita adalah karena harganya yang terjangkau dan mudah didapat. Namun, ada banyak risiko yang terkait dengan penggunaan gula sebagai pemanis.
Kenapa Madu Lebih Baik dari Gula?
Ketika kita berpikir tentang pemanis, kita biasanya berpikir tentang gula dan sirup jagung. Madu tidak termasuk dalam kategori tersebut; madu adalah pemanis alami dengan rasa, tekstur, dan manfaat kesehatan yang unik sesuai dengan namanya.
Karena madu terbuat dari nektar bunga, madu memiliki lebih banyak serbuk sari daripada yang Anda duga. Karena serbuk sari tidak berbahaya bagi kesehatan kebanyakan orang dan memiliki beberapa sifat antioksidan.
Ini sebenarnya adalah hal yang positif!
Bonus lainnya adalah madu mengandung sejumlah kecil vitamin B dan protein, yang biasanya dihilangkan ketika gula dimurnikan.
Meskipun gula dan madu memiliki struktur dasar yang sama-karbohidrat, molekul air, dan atom hidrogen-apa yang ada di luar molekul-molekul tersebut adalah penting. Sementara gula adalah sukrosa yang dimurnikan (hanya satu zat, secara kimiawi), madu terdiri dari air, gula, antioksidan, mineral, vitamin, dan nutrisi lainnya.
Beberapa jenis madu bahkan memiliki jejak serbuk sari! Madu merupakan sumber vitamin B1 dan B6, kalsium, zat besi, tembaga dan seng yang baik. Madu juga mengandung asam amino yang penting bagi tubuh Anda untuk membuat protein.
Perbedaan antara bagaimana tubuh kita bereaksi terhadap kedua pemanis ini sebagian besar disebabkan oleh kandungan fruktosanya. Fruktosa sering disebut sebagai “gula buah” karena ditemukan dalam buah-buahan seperti apel dan anggur. Dalam madu, fruktosa terdiri dari sekitar 40% gula, sedangkan dalam gula meja sekitar 50%. Madu juga sekitar 20% lebih manis daripada gula meja.
Alasan tubuh kita menangani fruktosa secara berbeda dengan glukosa (komponen utama dalam gula meja) adalah karena fruktosa tidak merangsang produksi insulin atau melepaskan banyak leptin dalam darah kita.
Leptin menekan nafsu makan, sementara insulin bekerja untuk menyimpan energi dari makanan ke dalam sel-sel lemak. Karena kita tidak memproduksi insulin atau leptin sebanyak yang dihasilkan oleh fruktosa, kita merasa kenyang.
Bagaimana Saya Dapat Mengganti Gula dengan Madu?
Ingat, ganti konsumsi gula Anda hanya dengan madu asli atau madu murni. P}enjual madu murni harus jelas. Mereka harus berikan informasi dari mana madu tersebut berasal dan perlu ada video update setiap bulan untuk kegiatan pemanenan mereka.
Untuk mulai ganti gula dengan madu, beli Madu Hutan Sumatera,sekurangnya 1 liter. Sebab, kebutuhan tubuh kita untuk kandungan yang ada di madu adalah 32 mili liter per hari atau 960 mili liter per bulan.
Setelah itu, Anda dapat singkirkan gula dan letakkan madu di dapur. Jika ingin membuat teh manis, ingat pakai madu, tuangkan 1 sendok makan saja. Demikian untuk membuat kopi, jus buah, dan es kelapa. Hilangkan pikiran untuk menggunakan gula, selalu ingat untuk menggunakan madu sebagai pemanis.
Semoga, hal tersebut dapat menjadi kebiasaan dan mendatangkan manfaat kesehatan untuk Anda dan keluarga.